Akhirnya selseai... -___- maaf kalo jelek. Dan trims buat nurul-chan! XD
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Akhirnya setelah berjalan cukup lama, kami tiba di "Card Town"...
"Horeeee! Akhirnya sampai! XD " Teriakku gembira.
"*Bletak* Jangan teriak - teriak!" Tegur Harry.
"Iiih.Apaan sih?! Cari masalah?!" Kataku sambil memukulnya.
"Hei! kamu yang cari masalah!!" Lalu kami pun bertengkar dan ribut sendiri.
"Aaah.. Sudahlah biarkan saja mereka.. -.- Nanti juga mereka berhenti -.- " Luna pasrah.
"Mereka selalu begini ya?" Tanya Peter.
"Ya... Begitulah..."Jawabku.
"Ah! Kalian bisa lihat istana itu darisini kan?" Kata Peter.
"Istana?" Tanyaku keheranan.
"Ah! Itu ya?!" Teriakku begitu menemukannya.
"Ya, istana itu adalah pusat dari Card Town. Istana itu yang mengatur semuanya... Da-" Sebelum Peter menyelesaikan kata-katanya , tiba-tiba ada kartu yang melewati wajahku dan menancap di pohon.
"A-a-a apa-apaan tadiiiii?!" Kataku ketakutan.
"Wow, sepertinya kau makin hebat saja ya Ace."Kata Peter.
"Tumben kamu cepat sadar Peter." Kata Ace.
"Yah, aku tau dari kartu yang barusan tertancap di pohon adalah kartu Ace. Sudah pasti itu adalah kamu." Jelasnya.
"Kyaaa Peterku makin hebat aja deh! XD " Tiba-tiba Ace memeluk Peter.
'Eh? Ini Ace yang barusan kan?' Pikir kami tak percaya.
"Hei, hei, lepaskan aku!!" Bentaknya.
"Aaah, jangan gitu dong~"Katanya manja.
"Kalian pasti kaget melihat dia begini kan?"Tanyanya padaku.
Kami semua tetap saja bengong... Saking ngga percayanya sikap Ace yang barusan keren begitu berubah 360 derajat!
"Tuh! Mereka aja sampai membatu begitu melihat kelakuanmu!" Bentak Peter pada Ace.
"Eh? Sejak kapan ada mereka?" Tanyanya ringan.
*Gubrak*
'Aaaah! Aku bener-bener udah ngga tau dia orang kaya gimana!!!' Batinku
"Ah, kembali ke topik semula(?). Mau apa kalian kesini?" Tanya Ace yang udah normal lagi.
"Begini, aku mau mengantarkan mereka ke Istana putri, jadi sekalian saja mampir kesini."Jelas Peter.
"Ooh gitu... Aku ikut ya Peter sayang!" Katanya sambil mencium pipi Peter.
Mulai lagi dia!
Lalu kami pergi dari hutan tersebut, kami berjalan ke arah kota. Keadaan disini agak berbeda dari tempat yang di tinggali Peter... Disini banyak hiasan kartu-kartu aneh! Tanpa kusadari, ternyata tanganku yang sebelh kanan di genggam oleh Harry, dan yang sebelah kiri oleh Peter... Jantungku berdegup keras, ada apa ini?
Dan akhirnya kami tiba di sebuah tempat, entah tempat apa itu. Mungkin itu rumah Ace.
"Nah, silahkan istirahat saja disini. Akan kusiapkan makanan dan minuman." Kata Ace.
"Ok."Jawab kami.
Lalu aku keluar sebentar dan pergi ke sebuah taman kartu bunga yang ada di depan rumah.
"Uwaaa... Suasananya enak!" aku pergi ke tengah-tengah taman dan tiduran disana. Dan aku teringat kejadian tadi.
'Kenapa tadi mereka menggengam tanganku ya?' Batinku bertanya-tanya.
"Hei, kamu siapa? Kenapa ada disini?" Tanya seorang anak perempuan. Cantik sekali, tangan dan kakinya juga panjang, seperti model!
"Kamu siapa?"Tanyaku.
"Aku Ensa. Nama En- diambil dari kata 'Queen' karena kelak aku akan menjadi ratu, dan -Sa diambil nama ibuku." Jelasnya.
"Kamu seorang tuan putri?" Tanyaku.
"Ya, begitulah."Jawabnya.
"Ma-maaf aku tak sopan."Kataku sambil merunduk
"Sudahlah, tak apa. Angkat kepalamu."pintahnya.
"Baik."
"Namamu siapa?"
"Namaku Alice,putri."
"Sudahlah, jangan bersikap sopan begitu, Anggap saja aku seperti orang biasa, ya?"Katanya sambil tersenyum. Terlihat manis sekali...
"Ah iya. "
"Kau tinggal disini?" Tanyanya.
"Ng? Tidak.. Aku hanya mampir kesini sebentar, setelah itu aku dan temanku akan pergi"Jawabku.
"Begitu... Teman-temanmu mana?"
"Disana" Kataku sambil menunjuk sebuah rumah.
"Boleh aku kesana?"
"Tentu saja! Yuk!" Kataku sbari megandeng tangannya.
***
"Permisi..."
"Ah, rupanya kau sudah pulang. Hampir saja jatahmu ku ambil" Ujar Harry santai sambil meakan 1 roti bagianku.
"Hei! Itu milikku! Kembalikan!"Aku berusaha merebut rotiku yang diambilnya lagi, dan tak sengaja wajahku tepat di depan wajahnya.
"AH" Kata kami besamaan.
"Ma-maaf. Roti itu untukmu saja."Wajahku mulai memerah.
"Makasih."Harry juga wajahnya ikut-ikutan memerah.
Luna,Peter, dan Ensa mereka hanya senyu-senyum dan saling bertukar pandang saja melihat aku dan Harry malu-malu.
"Nih, kalau kurang ambil saja sendiri."Kata Ace yang enyimpan teko di meja.Lalu dia melihat ke arah Ensa.
"Ng? Aaaaah!!!!! Ke-kenapa tuan putri ada disini?! Apa tak apa-apa?!"Ace kebingungan.
"Tak apa. Aku sendiri kok yang mau kesini, maaf mengganngu."
"Tak apa-apa kok putri! Saya senang sekali!"
"Hihihihi"
"Jadi kamu benar-benar mau ikut Ace?"Tanya Peter.
"Ya! Tentu saja!" Jawabnya tegas.
"Kalian mau pergi kemana?" Tanya Ensa.
"Kami ingin menemui putri,putri"Jawab Peter sopan.
"Maksudmu putri istana yang menguasai Island ini?"
"Ya,putri."
"Kalau begitu, aku juga ikut."
"EEEEEEH?!" Teriak kami semua.
"Kenapa kalian teriak-teriak begitu? Lagipula , kalau aku ikut kalian jadi lebih menemui putri kan?"
"Be-benar sih, memang tak mudah masuk kesana. Harus melewati beberapa ujian dulu."Kata Ace.
"EEEH?!" Teriakku, Luna dan Harry.
"Jadi aku ikut yaa~" Seenaknya Ensa menentukan.
Apa ngga apa-apa nih membiarkan seorang 'Tuan Putri' ikut?
to be continue~
No comments:
Post a Comment